Kamis, 04 Maret 2010
CIRI ORANG PINTAR : BELAJAR MENJADI ORANG BODOH
Pernahkah anda meminta atau memohon kepada orang lain solusi tentang apa yang tidak anda ketahui atau minta tolong tentang bagaimana cara menyelesaikan persoalan atau problem yang sedang anda hadapi ? Saya pikir jawaban kita semua pasti sama yaitu dengan jawaban : “ pernah “. Berikutnya, pernahkah anda meminta atau memohon kepada orang lain yang lebih muda umurnya dari anda atau yang lebih rendah pendidikannya atau bawahan anda jika anda seorang pemimpin, solusi tentang persoalan atau masalah yang sedang hadapi ? Jawaban kita semua juga pasti sama yaitu “ pernah” Sekarang jika anda seorang guru pernahkah anda bertanya tentang soal yang anda tidak tahu menyelesaikannya” bukan pura-pura tidak tahu “ minta tolong kepada siswa untuk menyelesaikannya ? Nah ….! yang ini jawaban semua guru mungkin tidak sama. Berbagai alasan kenapa bisa memberi jawaban yang berbeda antara lain : tidak mau minta tolong dengan siswa mungkin karena si guru ingin jaga gengsi karena profesinya yaitu “ digugu dan ditiru atau jaga harga diri, mungkin juga malu minta tolong dengan siswanya karena martabatnya sebagi guru atau mungkin si guru tersebut merasa lebih tahu segala-galanya. Sebaliknya ada juga guru yang jujur atau berani untuk mengaku kepada siswa atas segala kekurangnya Penulis berbendapat, kita sebagai guru tidak salah mengaku secara jujur tentang kekurangan atau kelemahan yang kita alami sekalipun itu berhubungan dengan materi atau pelajaran yang sesuai dengan bidang kita. Hal ini dapat kita lakukan melalui angket yang kita berikan untuk diisi siswa tanpa mencantumkan nama sipengomentar agar terjaga kejujuran siswa dalam menjawab tanpa ada rasa kuatir atau takut atau tertekan. Dalam angket tersebut dapat kita susun berupa pertanyaan tentang keinginan siswa, pendapat siswa tentang diri kita, baik kekurangan maupun kelebihan, dan lain-lain. Ini bertujuan sebagai koreksi atau refleksi diri. Diharapkan seorang guru harus lebih menguasai materi atau pelajaran yang sesuai dengan bidangnya. Seorang guru yang sudah berpengalaman puluhan tahun pada profesi yang digelutinya tentu akan lebih baik dibanding dengan saat dia baru menjadi guru, bukan monoton dari tahun ke tahun bahkan sampai puluhan tahun masih tidak ada perkembangan apalagi jika malah semakin banyak kesalahan atau kekurangan yang ia lakukan ( mungkin sudah pikun ! hehehe……). Diharapkan seorang guru dapat mengikuti perkembangan khususnya dibidang pendidikan, apalagi saat ini perkembangan dibidang pendidikan melalui layanan teknologi seperti layanan internet sangat pesat. Jadi sungguh disayangkan jika masih ada guru belum paham tentang manfaat penggunaan internet, apalagi jika guru tersebut berdomisili atau bertugas di pusat kota yang rata-rata setiap sekolah sudah memiliki layanan internet. Sepengetahuan penulis, di kota Lahat baik SMA negeri maupun SMA swasta semuanya telah memiliki layanan inernet bahkan sebagian SMP maupun SD baik negeri maupun swasta juga sudah memiliki layanan internet. Yang menjadi pertanyaan apakah yang sudah memiliki tersebut internetnya dapat on line atau tidak. Penulis telah merasakan manfaat layanan internet terbukti jika kita ingin mencari materi yang kita butuhkan dapat kita cari melalui internet. Sekali lagi penulis katakan guru harus dapat melangkah lebih maju tentang perkembangan pendidikan. Jika sudah puluhan tahun menjadi guru tapi pengetahuannya dibidang pendidikan tetap tidak ada perkembangan bahkan lebih bobrok, maka hal ini perlu dipertanyakan kenapa seperti itu ! Penulis berpendapat bahwa ia memiliki salah satu ciri-ciri orang bodoh yaitu “ menganggap orang lain rendah” karena dipikirannya selalu muncul kalimat “ akulah yang paling benar, akulah yang lebih pintar“ walaupun sering membuat keputusan yang salah yang berakibat perubahan keputusan secara mendadak dengan kata lain tidak memilliki perencanaan atau program yang matang. Di samping ciri-ciri di atas tidak berkembangnya pengetahuan seorang guru dapat juga disebabkan karena kurang dapat menerima saran atau usul atau kritik dari orang lain sekalipun saran tersebut mungkin adalah yang terbaik. Orang ini pasti tidak berani menempatkan kotak saran di sekitarnya atau di lingkungannya ( mungkin saja sudah membuat kotak saran, tapi tidak berani menggunakannya ), dan ia tidak akan sanggup menghadapi tantangan atau hambatan alias mau enak saja. Bukan hanya siswa atau murid, seorang guru diharapkan lebih banyak bertanya kepada siapapun tanpa pandang usia, tanpa pandang jenjang pendidikan, tanpa pandang jabatan jika problem atau masalah yang sedang dia hadapi tidak menemukan solusinya. Ini merupakan ciri-ciri orang pintar yaitu : “ belajar menjadi orang bodoh “ bukan "belajar menjadi bodoh" artinya diharapkan seseorang selalu bertanya kepada siapapun, karena hanya orang bodohlah yang mau bertanya kepada orang lain atas ketidaktahuannya tentang sesuatu yang akhirnya menjadi tahu, bukan sok pintar yang suka menggurui orang lain atau memperingatkan orang lain yang bukan wewenangnya atau merasa lebih tahu segalanya. sehingga tidak perlu konsultasi lagi dengan orang lain. Selain membaca buku, proses bertanya kepada orang lain atas ketidaktahuannya merupakan salah satu ciri-ciri proses belajar yang dari tidak tahu menjadi tahu dan terjadi perubahan pada dirinya. Menurut Thursan Hakim, belajar adalah suatu proses perubahan di dalam kepribadian manusia, dan perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, keterampilan, daya pikir, dan lain-lain. Bukan monoton dari tahun ke tahun tanpa ada kemajuan atau perubahan yang lebih baik dan benar, baik dibidang pendidikan atau pengetahuan umum, teknologi maupun dibidang beradministrasi .
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih jika anda memberikan saran atau kritik yang sifatnya membangun dalam blog saya ini.Jika ada komentar mohon disampaikan / diketik pada kotak di bawah ini.