Selasa, 27 Oktober 2009
HARGA SEBUAH JANJI ?
Mungkin setiap orang sudah pernah menerima undangan, seperti undangan pernikahan, undangan ulang tahun, undangan rapat, ungdangan perpisahan / pelepasan, undangan peresmian, dan lain-lain. Bahkan mungkin ada undangan tidak resmi, bahkan undangan untuk berbuat yang tidak baik. Demikian juga suatu rencana yang dijanjikan tetapi belum / tidak dilaksanakan hingga batas waktu yang telah ditentukan. Kesemuanya ini pasti mencantumkan / menyebutkan waktu pelaksanaan. Jika ada janji pasti juga berhubungan dengan waktu bahkan tempat. Yang membuat janji mungkin menepati janjinya tetapi yang menerima janji malah tidak menepatinya atau sebaliknya bisa juga terjadi. Misalnya undangan rapat dijanjikan pukul 09.00 WIB tapi yang diundang datang lebih dari pukul 09.00 WIB atau sebaliknya yang diundang datang tepat pukul 09.00 WIB tetapi yang mengundang lewat dari pukul 09. 00 WIB. Menurut anda manakah yang lebih baik ? saya pikir semua kita tidak memilih satupun diantaranya, tetapi kita akan memilih “ baik yang mengundang maupun yang diundang datang tepat pada waktunya “. Seorang pemimpin di bidang kepramukaan, Bapak Drs. H. Imron Marus ( Ketua Kwarcab Gerakan Pramuka Kabupaten Lahat ) mengatakan “ jika saya menjanjikan pertemuan pukul 09.00 WIB maka saya akan datang tepat atau lebih awal dari pukul 09.00 WIB dan sebaliknya jika saya yang diundang untuk datang pukul 09.00 WIB maka akan saya tepati”. Beliau telah membuktikan semua ini kepada kita terutama bagi kita yang berkecimpung di bidang kepramukaan. Ini merupakan teladan untuk kita semua yang patut kita contoh.
Pelanggaran terhadap waktu dapat mengorbankan pihak lain, misalnya waktu yang dijanjikan ditetapkan batasnya ( misal : 09.00 – 11.00 WIB ). Yang diundang dapat membuat perjanjian untuk penggunaan waktu selanjutnya terhadap orang lain. Jika waktu yang telah ditetapkan oleh si pengundang ternyata pelaksanaannya melewati dari yang dijanjikan ( = molor ), maka yang diundang akan kecewa dan tentu akan gelisah karena dia juga membuat janji dengan orang lain, maka semakin memperpanjang rentetan yang menjadi korban. Secara tidak langsung “ dipahak yang satu seseorang dapat menepati janjinya, dipihak yang lain karena terikat janji juga kepada orang lain dia menjadi tidak bisa menepati janjinya, akibat pihak semula tidak menepati janjinya.
Ada pengertian yang sangat dalam tentang janji. Janji bukan sekedar memenuhi apa yang telah kita janjikan. Tapi memenuhi janji adalah sebuah pekerjaan sepenuh hati, sekuat tenaga, sebuah kegiatan yang dipenuhi dengan nilai-nilai professionalisme, memberikan lebih dari apa yang kita janjikan. Memenuhi janji tidak bisa hanya dipenuhi dengan omongan saja, harus dari lubuk hati yang paling dalam, agar seluruh semesta bekerja untuk kita dalam memberikan yang terbaik. Janji bukan memberi sejumlah yang kita janjikan, tapi janji adalah standard minimal yang harus kita dipenuhi.
Berapakah harga sebuah janji di mata anda ? Janji memang ringan diucapkan namun berat untuk ditunaikan. Betapa banyak orangtua yang mudah mengobral janji kepada anaknya tapi tak pernah menunaikannya. Betapa banyak orang yang dengan entengnya berjanji untuk bertemu namun tak pernah menepatinya. Dan betapa banyak pula orang yang berhutang namun menyelisihi janjinya.
Menepati janji sangat menguntungkan setiap orang yang melakukannya, akan tetapi ada kalanya akibat janji, seseorang bisa menjadi korban. Salah satu yang berhubungan dengan hal ini antara lain lowongan pekerjaan. Pernahkah anda ditawari / dijanjikan seseorang untuk menduduki jabatan tertentu ? Jika ya, apakah karena jasa-jasa yang telah anda lakukan, atau karena karir anda yang baik atau karena ada hubungan secara khusus seperti saudara, sahabat atau sejenisnya ? Jika karena karir yang baik, sangat kita harapkan namun jangan sampai mengorbankan orang lain yang masih duduk di jabatan tersebut apalagi karirnya juga sangat baik.
Sebagai orang yang tidak memiliki apa-apa secara materi baik dalam bentuk harta benda, keunggulan fisik, dukungan sebagaimana yang dimiliki oleh sebagian orang yang beruntung, ditambah dengan posisi sebagai perantau yang tidak bisa menggantungkan diri pada keluarga, perlu selalu mengupayakan untuk memenuhi janji.
Semoga Tuhan selalu mengingatkan kita untuk tetap commited atas setiap janji yang kita ucapkan dalam peran hidup yang kita jalani.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih jika anda memberikan saran atau kritik yang sifatnya membangun dalam blog saya ini.Jika ada komentar mohon disampaikan / diketik pada kotak di bawah ini.