Senin, 26 Oktober 2009

PIMPINAN YG BAIK & BIJAK


Pernahkah anda kecewa atau sakit hati dengan sikap pimpinan / atasan anda sendiri ? Jika ya, apakah kekecewaan / sakit hati yang bagaimana, sakit hati karena apa ? apakah karena keputusan yang tidak sesuai dengan kehendak anda atau keputusan yang tidak sesuai dengan peraturan yang berlaku ? apakah karena keputusan kedua berbeda ( berikutnya ) dengan keputusan pertama ( semula / sebelumnya ) ? atau orang lain yang mengambil keputusan tentang anda tanpa sepengetahuan atasan ? atau saran dari bawahan yang lain untuk mengubah keputusan pertama ( semula ) namun tanpa ada pemberitahuan terlebih dahulu kepada anda ? Atau kecewa karena peraturan yang anda tahu tidak sesuai dengan yang ada di lapangan ( kenyataan ) dan anda jadi korbannya ? Atau karena untuk menyelamatkan orang lain anda menjadi korban yang jelas-jelas nyata merugikan anda sendiri ? Selain dari pertanyaan-pertanyaan di atas mungkin masih banyak kejadian yang dialami setiap orang yang berhubungan dengan rasa kecewa pada dirinya akibat keputusan yang kurang pas bahkan tidak tepat dari atasan atau pimpinan.
Seorang pimpinan sebaiknya dapat mengambil keputusan yang bijaksana tanpa merugikan orang lain, apalagi keputusan yang akan diambil berhubungan dengan UU, atau PP atau Permen atau Kepres atau Perda yang ada. Untuk itu seorang pemimpin perlu kiranya memiliki wawasan yang luas terutama wawasan pada bidangnya ( peraturan yang wajib harus ia ketahui ) dan diharapkan bahwa pimpinan atau atasan tidak dikendalikan oleh kehendak bawahan yang tidak sesuai dengan aturan. Demikian juga keputusan yang berasal dari pimpinan itu sendiri harus mengindahkan peraturan yang ada seperti UU, PP, Permen, Kepres atau Perda yang telah ditetapkan. Seorang pemimpin harus memahami / mengerti / menyadari / mendengar keluhan / kebutuhan / saran dari bawahan. Jangan menjadi sombong / seperti penguasa tanpa ada toleransi terhadap bawahan, tidak mendengarkan jeritan dari bawahan atau pura-pura tidak dengar atau pura-pura tidak tahu dengan aturan yang berlaku. Diharapkan juga bahwa seorang pimpinan / atasan transfaran terhadap bawahan selagi tidak melanggar aturan bahkan jika aturan itu sendiri menganjurkan agar transfaran terhadap sesuatu, laksanakanlah. Seorang pemimpin / atasan harus bisa menerima saran / kritik yang membangun dari bawahan, tentu dengan terlebih dahulu menganalisa saran / kritik tersebut. Sebab seorang pemimpin yang memiliki pengaruh, kekuasaaan/power, dan wewenang tidak dapat dikatakan sebagai pemimpin apabila dia tidak memiliki pengikut / bawahan yang berada di belakangnya “ yang memberi dukungan” dan mengikuti apa yang dikatakan sang pemimpin. Tanpa adanya pengikut / bawahan maka pemimpin tidak akan ada. Pemimpin dan pengikut adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan dan tidak dapat berdiri sendiri sehingga perlu kiranya mendengarkan saran / kritik dari bawahan. Seorang pemimpin tentu tidak lepas dari program ke depan yang harus dia buat dan dilaksanakan tentunya, selalu memperhatikan kinerja bawahan yang baik, termasuk kinerja yang kurang baik untuk dapat ditegor tanpa memandang usia bawahan baik usia jasmani ( tua / muda ) maupun usia masa kerja dan jangan sekali-kali mengatakan “ tidak ada yang mampu untuk menggantikan saya “ hiiiiiiii !!!!! mengerikan sekali ungkapan ini, apalagi yang mengatakan ini hanya sekedar wakil dari pimpinan. Jika orang lain yang menyampaikan hal ini mungkin masih bisa diterima si pendengar, akan tetapi jika dia mengatakannya sendiri berarti telah menganggap orang lain bodoh, dan menganggap dirinyalah yang paling pintar ( = sombong ) atau masih bisa kita ungkapkan kembali pepatah yang mengatakan “ seperti katak di bawah tempurung “ ( merasa dunia ini miliknya seorang, merasa hanya dia yang tahu segala sesuatunya, merasa hanya dirinya yang bisa mengerjakan sesuatu ). Wah !!!! kalau sudah ada pendapat seperti ini pasti yang lain tersinggung, dan kemungkinan orang ini sudah kebal dengan rasa malu dan mungkin juga sudah selalu bersikap cuek dengan keadaan yang sebenarnya / sehaarusnya. Bagi pemimpin / atasan diharapakan tidak ketinggalan informasi terutama informasi itu berhubungan erat dengan pekerjaannya sendiri dan bawahan. Kemampuan pimpinan / atasan minimal sama atau selevel dengan kemampuan pimpinan-pimpinan yang lain yang sederajat dalam bidangnya, namun jika memungkinkan diharapkan lebih dari yang lain dan yang pasti harus memiliki kemampuan yang lebih dari bawahannya pada bidang tertentu yaitu bidang kepemimpinan. Seorang ahli bernama Kartini Kartono (1994 . 33). mendefinisikan pemimpin sebagai berikut “ seorang pribadi yang memiliki kecakapan dan kelebihan khususnya kecakapan dan kelebihan disatu bidang, sehingga dia mampu mempengaruhi orang-orang lain untuk bersama-sama melakukan aktivitas-aktivitas tertentu, demi pencapaian satu atau beberapa tujuan “.
Henry Pratt Faiechild dalam Kartini Kartono (1994 : 33) juga mendefinisikan bahwa “ Pemimpin dalam pengertian ialah seorang yang dengan jalan memprakarsai tingkah laku sosial dengan mengatur, mengarahkan, mengorganisir atau mengontrol usaha/upaya orang lain atau melalui prestise, kekuasaan dan posisi. Dalam pengertian yang terbatas, pemimpin ialah seorang yang membimbing, memimpin dengan bantuan kualitas-kualitas persuasifnya dan akseptansi/ penerimaan secara sukarela oleh para pengikutnya”. Akhirnya “ jika anda seorang pemimpin, jadikan diri anda menjadi teladan di mata pengikut / bawahan anda, dan memberi contoh yang terbaik bagi bawahan bukan mencontoh dari bawahan “


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terimakasih jika anda memberikan saran atau kritik yang sifatnya membangun dalam blog saya ini.Jika ada komentar mohon disampaikan / diketik pada kotak di bawah ini.