Senin, 24 Januari 2011

PEMBINA UPACARA dan PEMBINAAN

Upacara adalah serangkaian perbuatan yang ditata dalam suatu ketentuan peraturan yang wajib dilaksanakan dengan khidmat, sehingga merupakan kegiatan yang teratur dan tertib, untuk memberntuk suatu tradisi dan budi pekerti yang baik Tujuan upacara adalah membentuk manusia yang berbudi pekerti luhur sehingga menjadi warga negara Indonesia yang berpancasila. Hampir di setiap instansi baik instansi pemerintah maupun swasta dan juga di sekolah-sekolah baik tingkat SD/Min, SMP/MTs, maupun SMA/MA/SMK bahwa pada hari efektif, seperti di sekolah-sekolah setiap hari Senin pagi sekolah melaksanakan kegiatan upacara bendera sebagai dasar pembinaan jasmani maupun rohani bagi seluruh peserta upcara, yang mana sasarannya adalah agar setiap peserta upacara: a. memiliki rasa cinta kepada tanah air, bangsa dan agama ; b. memiliki rasa tanggung jawab dan disiplin pribadi ; c. selalu tertib di dalam hidup sehari-hari ; d. memiliki jiwa gotong royong dan percaya kepada orang lain ; e. dapat memimpin dan dipimpin f. dapat melaksanakan upacara dengan khidmat dan tertib ; g. meningkatkan ketakwaannya kepada Tuhan Yang Maha Esa. Dalam pembinaan pada saat upacara perlu diperhatikan beberapa hal seperti isi dari amanat Pembina, saat penyampaian amanat tersebut ataupun setelah upacara selesai dilaksanakan.Jika isinya tidak tepat mengenai sasaran maka manfaat dari upacarapun kurang tepat, jika situasi saat upacara tidak tertib maka apa yang disampaikan oleh Pembina akan sia-sia alias tanpa arti dan jika ada lagi hal-hal lain yang disampaikan oleh pembina lain setelah upacara selesai maka dapat dikatakan bahwa pembina upacara tak punya arti yang mana hal-hal lain tersebut dapat disampaikan kepada pembina upacara untuk disampaikan pada saat upacara. Yang lebih parahnya lagi bahwa Pembina lain yang bukan Pembina upacara menyampaikan pembinaan lebih banyak waktu maupun isi yang digunakan setelah upacara selesai jika dibandingkan dengan Pembina upacara pada saat itu, padahal isinya dapat disampaikan melalui Pembina upacara agar ia yang menyampaikannya saat upacara berlangsung. Hal ini dapat menimbulkan pemikiran yang beragam dari sebagian peserta upacara, diantaranya berkata “ ini merupakan pemborosan waktu, tidak efisien”, ada juga yang berkata “ wah … Pembina lain ini hanya untuk memperlihatkan penampilan dirinya di depan peserta upacra”, dan yang lain juga berpendapat bahwa ia mempunyai tujuan terselubung. Untuk itu harapan kita semua jika ada hal-hal yang perlu disampaikan kepada semua peserta upacara, jika memang hal itu dapat disampaikan melalui Pembina upacara sebaiknya sampaikanlah kepada Pembina upacara sebelum upacara dimulai agar dia saja yang menyempaikannya sehingga tidak terjadi pemborosan waktu dan akan lebih efisien bahkan hal-hal negative dapat terhindar dari pikiran-pikiran sebagian peserta upacara tersebut. Ada lagi hal-hal yang sering terjadi dan kurang tepat yaitu tentang tugas dan tanggung jawab petugas upacara seperti pengatur upacara. Banyak yang terjadi di sekolah-sekolah bahwa pengatur upacara hanya bekerja atau bertugas sekedar menghantar dan menjemput Pembina upacara ke dan dari lapangan upacara yang seyogianya ia berkewajiban : a. menyusun rencana pelaksanaan upacara serta mengendalikan jalannya upacara ; b. mengajukan rencana pelaksanaan upacara untuk mendapatkan pengesahan dari Pembina Upacara dan memberikan penjeleasan seperlunya ; c. mempertanggung jawabkan tugasnya kepada Pembina Upacara. Untuk membenahi hal ini siapakah yang sebaiknya bertanggung jawab ? Dalam acara tertentu di medya elektronika ada acara tertentu yang melibatkan komentator maupun penngamat sesuai bidangnya masing-masing yang mana isi dari acara tersebut menyampaikan hal-hal yang kurang baik dan cara mengatasinya dan tidak sedikit yang menyampaikan kritik dan saran bahkan ada kritik yang baik juga tidak. Namun semua ini tentu untuk kebaikan bagi orang yang dikritik selagi orang tersebut dapat menerima dengan lapang dada. Yang sangat disesalkan adalah, bukannya ia mau koreksi diri malah membunuh karakter orang yang memberi kritikan. Kritik melaui sebuah tulisan dapat dilakukan seseorang, namun jika tulisan ini menjadi pembunuh karakter, maka penulis akan berpikir untuk membuat tulisan kembali yang bertema kritikan. Orang yang ingin maju dapat menerima kritik dan saran orang lain. Kalimat ini juga sering kita jumpai pada lapporan-laporan terutama di bagian terakhir seperti bagian penutup. Kita mengharapkan jika ada kritik dari orang lain selagi itu bisa untuk memperbaiki kekurangan kita, alangkah baiknya kita terima dengan senang hati. “ Ampun……….jangan bunuh karakterku ……………aku ingin menulis kembali “.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terimakasih jika anda memberikan saran atau kritik yang sifatnya membangun dalam blog saya ini.Jika ada komentar mohon disampaikan / diketik pada kotak di bawah ini.